5 Taktik Kotor di Balik 'Performance Review' yang HRD Tidak Ingin Kamu Tahu
Sebagai mantan HR, saya akan membocorkan pengakuan dosa tahunan: Performance Review. Ini bukan tentang pengembangan dirimu. Ini adalah alat birokrasi untuk menjustifikasi siapa yang dapat bonus dan siapa yang akan ditendang. Ini adalah 5 taktik kotor di baliknya.
1. Ilusi Objektivitas
Kamu pikir angka '3' di skormu itu objektif? Salah. Itu adalah angka yang sudah dinegosiasikan manajermu di 'calibration meeting' seminggu sebelumnya, jauh sebelum kamu presentasi. Mereka sudah punya 'ranking', mereka hanya mencari-cari alasan untuk menjustifikasi angka itu.
2. 'Forced Ranking' yang Kejam
Ini adalah rahasia paling busuk. Di banyak perusahaan, manajer *dipaksa* memberi nilai rendah pada sekian persen timnya. Kamu bisa jadi pekerja hebat, tapi jika timmu hebat semua, salah satu harus dikorbankan. Ini bukan 'meritokrasi', ini 'Hunger Games' yang didesain untuk memecah belah solidaritas tim.
3. 'Recency Bias' sebagai Senjata
Manajermu tidak ingat apa yang kamu lakukan 10 bulan lalu. Dia hanya ingat proyek terakhirmu. Ini membuatmu harus 'sprint' gila-gilaan di kuartal terakhir, membakar dirimu, hanya agar 'terlihat' bagus saat review. Sistem ini menghargai 'finisher' yang dramatis, bukan 'marathon runner' yang konsisten.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan kamu temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!K4. Jargon 'Area Pengembangan'
Saat kamu diberi 'feedback', perhatikan jargonnya. 'Kurang proaktif', 'perlu tingkatkan visi strategis'. Ini adalah kode HR untuk 'kamu tidak saya sukai, tapi saya tidak bisa bilang itu secara legal'. Itu adalah kritik subjektif yang dibungkus bahasa objektif agar kamu tidak bisa membantah.
5. 'Goal Setting' yang Mustahil
Mereka sengaja menetapkan target yang sedikit di luar jangkauan. Jika kamu gagal, itu salahmu. Jika kamu berhasil, mereka akan menaikkan targetnya tahun depan tanpa menaikkan gajimu. Kamu adalah hamster di roda yang dibuat seolah-olah kamu sedang lari maraton.
Ritual ini dirancang untuk membuatmu cemas dan merasa tidak aman. Cara melawannya? Rebut kembali kewarasanmu. Satu semprotan Monacruz Parfum Lucifer EDP unisex sebelum kamu masuk ruang review adalah kotak P3K psikologis. Itu aromaterapi perlawanan. Itu pengingat bahwa nilaimu tidak ditentukan oleh formulir birokrasi yang goblok.