Otopsi Psikologis: Mengapa HR Menuntutmu Jadi 'Unicorn' Sementara Bos Merekrut 'Kuda Titipan' Lulusan SMA
Sebagai mantan orang HR, izinkan aku membongkar rahasia di balik lowongan kerja absurd yang kamu lihat setiap hari. 'Dibutuhkan S1, usia maksimal 28 tahun, pengalaman minimal 5 tahun'.
Kamu membacanya dan merasa frustrasi. Kamu pikir ini adalah kebodohan. Kamu salah. Ini bukan kebodohan, ini adalah desain psikologis yang disengaja. Ini adalah studi kasus sempurna tentang dua konsep: 'Ego Depletion' dan 'Just-World Fallacy'.
Pertama, 'Ego Depletion'. Kami tahu mencari 'unicorn' itu hampir mustahil. Itulah tujuannya. Proses pencarian kerja yang panjang, syarat yang tidak masuk akal, dan puluhan tes itu dirancang untuk menguras habis baterai mentalmu. Tujuannya adalah membuatmu begitu lelah, begitu putus asa, sehingga ketika kamu *akhirnya* mendapatkan satu tawaran (yang mungkin di bawah kualifikasimu), kamu akan menerimanya tanpa negosiasi. Kamu terlalu lelah untuk melawan.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan kamu temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!KKedua, 'Just-World Fallacy'. Ini adalah bias kognitif di mana otakmu *butuh* percaya bahwa dunia ini adil. Saat kamu melihat syarat berat itu, otakmu otomatis berpikir, 'Oh, standarnya memang setinggi itu. Saya harus kerja lebih keras.' Kamu menyalahkan dirimu sendiri, bukan sistemnya. Kamu rela menderita karena kamu pikir penderitaanmu akan sepadan.
Lalu, pukulan telak itu datang. Saat kamu sedang sibuk menguras egomu, perusahaan mengangkat seorang Manajer baru. Lulusan SMA. Tidak punya pengalaman. Tapi dia 'anaknya Bapak X' atau 'modalnya kuat'.
Saat itulah 'Just-World Fallacy' runtuh. Kamu dipaksa melihat kebenaran: tidak pernah ada satu sistem. Selalu ada dua. Satu sistem 'meritokrasi' palsu untukmu, sang jelata, yang dirancang untuk menguras energimu. Dan satu sistem 'koneksi' nyata untuk mereka, sang elit, yang tidak peduli pada aturan.