Diagnosis: 3 Gejala Anosognosia Korporat, Penyakit 'Pakar' yang Merasa Paling Tahu Badannya Sendiri

Table of Contents

Saya sudah melihat ini ratusan kali. Ada 'pakar' di kantor. Mungkin dia jago coding, mungkin dia dewa excel, mungkin dia ahli marketing. Dia menghabiskan waktu berjam-jam menguliahi orang lain tentang pentingnya data, metodologi, dan mendengarkan ahli. Dia frustrasi kenapa orang 'awam' di departemen lain tidak mengerti ilmunya.

Tapi coba lihat apa yang terjadi ketika pakar lain—misalnya, orang HR atau finance—datang padanya dengan data valid tentang turnover tinggi di timnya atau burnout yang parah. Tiba-tiba, dia menyangkal. 'Ah, itu data HR nggak valid.' 'Badan juga badan tim saya, saya yang paling tahu.' 'Mereka cuma kurang mental baja.'

Ini adalah fenomena yang saya diagnosis sebagai Anosognosia Korporat. Dalam kedokteran, Anosognosia adalah kondisi neurologis tragis di mana pasien, misalnya akibat stroke, lumpuh sebelah tapi secara patologis bersikeras dia baik-baik saja. Dia tidak bohong, otaknya benar-benar tidak bisa memproses fakta kelumpuhannya.

Di korporasi, ini adalah penyakit para 'pakar' yang punya blind spot intelektual. Mari kita bedah gejalanya:

KONTEN VERSI TANPA FILTER

Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan kamu temukan di tempat lain.

Gabung Gratis di Channel SEP!K

1. Proyeksi Penyakit. Dia paling kencang teriak departemen lain 'birokratis', padahal formulir persetujuan di timnya sendiri ada 7 lapis. Dia mengkritik orang lain 'tidak pakai data', padahal dia mengambil keputusan besar berdasarkan 'firasat' yang dia sebut 'pengalaman'.

2. Penolakan Diagnosis Ahli. Ketika seorang spesialis (misal: auditor, konsultan, atau bahkan HR) menunjukkan data overwork yang parah di timnya, dia tidak melihatnya sebagai data medis. Dia melihatnya sebagai serangan personal. 'Saya tahu batas kemampuan tim saya,' katanya, padahal timnya sudah 'patah tulang' karena diforsir.

3. Standar Ganda Sebagai SOP. Aturan berlaku untuk orang lain, bukan untuk dia. Dia menuntut orang lain patuh pada keahliannya, tapi dia membebaskan dirinya dari kewajiban patuh pada keahlian orang lain. Ini adalah hipokrisi yang sudah jadi sistem.

Sistem korporat mencintai orang-orang ini selama mereka masih produktif di satu bidang. Mereka dibiarkan menyangkal kelumpuhan mereka, sementara seluruh organisasi perlahan-lahan ikut lumpuh karena 'pakar' ini menolak untuk 'diobati'.

Ad
Promosi Produk

Apple iPhone 16 Pro Max

Apple Authorised Reseller di Lazada!

Rp 22.729.000

★★★★★ (REVIEW)

70+ terjual!

🛒 Cek Sekarang
Promo Spesial Untuk Anda!
Promosi

🤫 Ada yang Baru & Bikin Langsing di Lazada!

Katanya sih, Fitlogy Tea bisa bikin perut rata & pencernaan lancar tanpa ribet. Beneran gak ya? Cuma kamu yang bisa buktiin...