'Membangun Tim' atau Membangun 'Gulag'? Otopsi HR Terhadap Budaya Perundungan yang Direstui
Sebagai mantan orang dalam, izinkan saya membocorkan rahasia kotor. HR tahu soal perundungan. Kami hanya punya nama yang lebih manis untuk itu: 'penyesuaian budaya', 'dinamika tim yang keras', atau 'manajemen konflik informal'.
Lihat, dalam perang psikologis, tujuan utamamu adalah menghancurkan moral musuh. Taktik ini—isolasi, disinformasi, demoralisasi—jauh lebih murah dan efektif daripada perang terbuka. Di dunia korporat, perang terbuka adalah PHK. Itu mahal dan merepotkan. Perang psikologis? Itu gratis. Itu adalah 'perundungan'.
Bayangkan seorang karyawan baru yang brilian tapi 'berbeda'. Dia kritis, dia tidak ikut basa-basi. Dia adalah ancaman bagi status quo. Manajemen tidak bisa memecatnya karena 'terlalu pintar'. Jadi, mereka melepaskan 'pasukan tidak resmi', para karyawan toksik yang ada di setiap tim.
Dimulailah kampanye PsyOps. Dia 'lupa' diundang rapat. Ide-idenya diejek di belakang. Gosip disebar. Ini adalah taktik propaganda Perang Dingin: ciptakan 'musuh internal', isolasi dia, buat dia meragukan kewarasannya sendiri.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan kamu temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!KApa peran HR? Kami adalah 'Kementerian Kebenaran'. Saat si target akhirnya lapor, kami akan bilang: "Kamu mungkin terlalu sensitif," atau "Ini hanya candaan, jangan baper." Ini adalah disinformasi. Kami secara aktif membantu si perundung dengan menyalahkan korban.
Kenapa kami melakukannya? Karena perundungan adalah alat manajemen yang efektif. Itu menyingkirkan orang-orang 'sulit' tanpa kami perlu repot membayar pesangon. Itu adalah 'perang gerilya' yang di-outsourcing ke karyawan toksik untuk menjaga 'kemurnian' budaya perusahaan.
Jadi, saat kamu melihat perundungan, kamu tidak sedang melihat 'candaan'. Kamu sedang melihat 'ethnic cleansing' versi korporat yang disponsori secara diam-diam oleh manajemen.