7 Tanda Halus Kamu Butuh Liburan, Bukan Cuma Motivasi dari HRD
Di dunia kerja yang fana ini, batasan antara 'semangat' dan 'sekarat' itu setipis struk ATM di akhir bulan. Pihak manajemen dan HRD mungkin akan terus menyuapimu dengan seminar motivasi dan kutipan inspirasional, tapi tubuh dan pikiranmu tidak bisa dibohongi.
Mereka mengirim sinyal, dan seringkali sinyal itu lebih halus dari sindiran teman saat kita pakai baju yang sama dua hari berturut-turut.
Kenali tanda-tandanya sebelum laptopmu benar-benar terasa lebih berat dari beban hidup.
1. Playlist Musikmu Isinya Cuma Lagu Galau Era SMA
Jika kamu tiba-tiba lebih sering mendengarkan lagu-lagu patah hati zaman sekolah, ini bukan karena kamu tiba-tiba rindu mantan. Ini adalah caramu secara tidak sadar merindukan masa di mana masalah terbesarmu hanyalah memilih antara IPA atau IPS, bukan antara bayar cicilan atau makan enak.
2. Humor Sarkasmemu Jadi Terlalu Jujur
Sarkasme adalah mekanisme pertahanan. Tapi ketika leluconmu tentang 'ingin jadi full-time penikmat senja' terdengar lebih seperti rencana pensiun dini yang serius, itu tandanya level kepahitanmu sudah di ambang batas.
3. Kamu Mulai Mengabaikan Penampilan Diri
Ingat kapan terakhir kali kamu bercukur dengan niat? Bukan karena ada rapat penting, tapi murni untuk diri sendiri. Ketika brewok dan kumis dibiarkan tumbuh tak beraturan dengan alasan 'sibuk', itu adalah bendera merah. Kamu mulai kehilangan energi bahkan untuk merawat hal paling dasar. Ini bukan soal penampilan, ini soal energi. Mungkin yang kamu butuhkan adalah 'jalan pintas' untuk merasa lebih baik, seperti memakai alat cukur elektrik AE yang bisa merapikan wajah dalam tiga menit di sela-sela kepanikan pagi. Cek saja di Shopee, anggap saja ini investasi kecil untuk kewarasan.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!K4. Buka LinkedIn Bikin Mual
Melihat orang lain memamerkan pencapaian karir di LinkedIn yang dulu jadi inspirasi, sekarang malah terasa seperti serangan personal. Jika setiap postingan 'I'm happy to announce...' membuatmu ingin melempar ponsel, kamu tidak iri, kamu hanya lelah.
5. 'Istirahat' Versimu Adalah Scroll Medsos Sampai Mata Pedas
Kamu bilang butuh istirahat, tapi yang kamu lakukan adalah menukar layar kerja dengan layar hiburan. Ini bukan istirahat, ini pengalihan. Otakmu tetap bekerja, matamu tetap lelah. Istirahat sejati adalah saat kamu tidak merasa bersalah karena tidak melakukan apa-apa.
6. Kamu Lupa Apa Rasanya Akhir Pekan
Jika bagimu semua hari terasa sama saja, yaitu hari untuk mencicil pekerjaan atau sekadar rebahan karena kehabisan tenaga untuk hidup, selamat, kamu sudah kehilangan konsep akhir pekan. Itu bukan lagi hari libur, itu cuma jeda antar hari kerja.
7. Kamu Mulai Menghitung Sisa Cuti, Bukan Merencanakan Liburan
Fokusmu bukan lagi 'mau ke mana ya liburan nanti?', tapi 'sisa cuti gue berapa ya, cukup gak buat kabur dari kenyataan?'. Ini tanda paling jelas bahwa kamu tidak mendambakan perjalanan, kamu mendambakan pelarian.