5 Tanda Kamu Butuh Jeda dari Hidup, Bukan Cuma dari Kerjaan
Cuti tahunan sudah habis tapi jiwa masih terasa remuk? Selamat, kamu tidak sendiri. Terkadang, masalah kita bukan kurang piknik, tapi sudah masuk fase 'burnout' eksistensial. Ini bukan soal lelah kerja, tapi lelah hidup. Berikut tanda-tandanya.
1. Hal Remeh Temeh Bikin Emosi Jiwa
Kurir salah alamat, wifi lemot, atau ada yang menyerobot antrean, semua terasa seperti masalah negara. Jika sumbu kesabaranmu sudah sependek kabel charger non-original, ini adalah alarm pertama. Jiwamu sedang lelah dan butuh istirahat dari stimulasi apa pun.
2. Rebahan Menjadi Satu-Satunya Hobi
Mengisi waktu luang dengan rebahan sambil scroll tanpa tujuan bukan lagi pilihan, tapi kewajiban. Dulu mungkin kamu punya hobi, entah itu olahraga, baca buku, atau main game. Sekarang, semua energi sudah habis hanya untuk bertahan hidup dari tuntutan pekerjaan dan sosial.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!K3. Kamu Lupa Rasanya Istirahat yang Berkualitas
Tidur 8 jam tapi bangun tetap lelah? Itu bukan istirahat, itu pingsan karena capek. Istirahat berkualitas butuh lingkungan yang mendukung, bukan sekadar memejamkan mata. Kadang masalahnya sepele: kamarmu terlalu terang atau terlalu terkoneksi dengan dunia luar yang kejam. Mungkin ini saatnya menciptakan 'gua' pribadi. Ubah kamarmu jadi tempat yang benar-benar bisa membuatmu 'mati suri' sejenak dari kenyataan, misalnya dengan **gorden blackout polos embos** yang bisa memblokir dunia luar secara total. Hadiah kecil berupa kegelapan total ini bisa kamu temukan di Shopee untuk meningkatkan kualitas pingsanmu.
4. Iri Melihat Postingan Liburan Orang Lain
Kamu mulai merasakan sensasi pahit saat melihat temanmu posting foto di pantai atau gunung. Bukan karena kamu tidak ikut senang, tapi karena itu adalah pengingat betapa jauhnya hidupmu dari kata 'damai' dan 'tenang'. Rasa iri ini adalah sinyal bahwa kamu merindukan pelarian.
5. Menghindari Interaksi Sosial Sebisa Mungkin
Ajakan nongkrong atau bahkan telepon dari teman dekat terasa seperti beban. Kamu lebih memilih sendirian, bukan karena kamu antisosial, tapi karena energi sosialmu sudah nol besar. Kamu butuh mengisi ulang baterai sebelum bisa berfungsi sebagai manusia lagi.