6 Skill Ajaib yang Kamu Kuasai Setelah Jadi Budak Korporat
Menghabiskan ribuan jam di bawah lampu neon kantor ternyata tidak hanya memberimu gaji dan sakit punggung. Tanpa sadar, kamu telah dianugerahi berbagai skill gaib yang tidak ada di kurikulum universitas manapun. Inilah beberapa di antaranya.
Kemampuan Makan Siang dalam 7 Menit
Kamu bisa melahap nasi, lauk, dan sayur sambil tetap membalas email di HP. Lambungmu telah beradaptasi dengan kecepatan prosesor, mencerna makanan secepat kamu mencerna brief dadakan dari atasan.
Menjadi Ahli Mencari 'Jalan Pintas'
Efisiensi adalah nama tengahmu. Kamu benci membuang waktu dan uang untuk hal yang bisa kamu kerjakan sendiri dengan lebih cepat. Contohnya, cuci mobil. Daripada antre dan bayar mahal, kamu lebih memilih cari alat 'curang' seperti Reaim 600W Mesin Steam Cuci Mobil (cek aja di Lazada), yang bisa bikin mobilmu bersih dalam sekejap. Efisiensi ini kamu terapkan di semua aspek hidup.
Menguasai Seni Basa-Basi di Lift
Kamu bisa membahas cuaca, kemacetan, atau makan siang dengan antusiasme palsu selama 30 detik perjalanan di lift. Ini adalah skill diplomasi tingkat tinggi untuk menghindari keheningan yang canggung dengan kolega yang tidak terlalu kamu kenal.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!KAhli Membaca Ekspresi dan Niat Bos
Dari tarikan sudut bibir atau kecepatan ketikan keyboard-nya, kamu bisa memprediksi apakah hari ini akan damai atau akan ada 'perang'. Indera keenam-mu terasah oleh kebutuhan untuk bertahan hidup di rantai makanan korporat.
Kemampuan Tidur di Mana Saja, Kapan Saja
Meja kerja, bus, atau bahkan saat meeting yang membosankan. Kamu telah menguasai seni 'power nap' untuk mengisi ulang energi yang terkuras oleh spreadsheet dan presentasi.
Tahan Mental Menerima Revisi Tak Terhingga
Revisi minor yang datang bertubi-tubi tidak lagi menggoyahkan jiwamu. Kamu menerimanya dengan senyum tipis dan hati yang sudah mati rasa. Ini adalah puncak dari kesabaran dan kepasrahan.
