6 Level 'Kekacauan' Kamar Kos dan Cara Mengatasinya

Kamar kos bukan hanya tempat tidur, tapi juga ekosistem. Terkadang, ekosistem itu berada di ambang kehancuran. Kenali di level mana kekacauan kamarmu saat ini.
Level 1: Kursi Telah Berganti Profesi
Ini adalah gejala awal. Kursi belajarmu tidak lagi untuk diduduki, melainkan telah menjadi gantungan baju, handuk, dan tas. Jika kamu sudah lupa warna asli kursimu, selamat, kamu berada di level 1.
Level 2: Lantai Adalah Perpanjangan Meja
Saat mejamu sudah penuh, lantai di sekitarnya mulai menjadi area penyimpanan sekunder. Buku, charger, piring kotor, semua mulai membentuk koloni di lantai. Kamu menavigasi kamarmu seperti bermain game ranjau darat.
Level 3: Munculnya Aroma Misterius
Kamu masuk kamar dan mencium aroma aneh. Campuran antara lembab, sisa makanan kemarin, dan parfum. Kamu tidak tahu sumber pastinya, dan kamu terlalu takut untuk mencari tahu.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!KLevel 4: Kabel Menjadi Hutan Belantara
Kabel charger, laptop, dan terminal listrik saling melilit membentuk ekosistem baru di pojok kamar. Kamu tidak lagi tahu kabel mana milik siapa, dan mencabut satu kabel terasa seperti mencabut nyawa seluruh sistem.
Level 5: Tumpukan Menjadi Bagian dari Furnitur
Tumpukan buku atau majalah di pojok sudah begitu tinggi dan kokoh hingga kamu mulai meletakkan barang lain di atasnya. Saat kekacauan sudah menjadi fondasi, kamu butuh solusi radikal tapi mudah. Jangan berpikir beli lemari kayu mahal, itu mustahil dirakit sendiri. Mulailah dari yang simpel, seperti Lemari lipat plastik susun (intip di https://s.shopee.co.id/3fsXYYBWa4), solusi murah meriah untuk membongkar fondasi kekacauan dan merebut kembali ruangmu.
Level 6: Kamu Mulai Menamai Kecoa
Ini adalah level akhir. Saat kamu sudah begitu akrab dengan fauna di kamarmu, bahkan memberi mereka nama dan menyapa saat bertemu. Jika sudah sampai tahap ini, mungkin masalahnya bukan lagi soal kerapian. Mungkin ini saatnya mencari teman.