5 Tanda Kamu Sudah Resmi Menjadi Budak Korporat Seutuhnya

Pernahkah kamu menatap kosong ke layar laptop sambil bertanya-tanya, 'Ini hidup gue ngapain sih?' Selamat, kamu mungkin sudah berada di tahap lanjut dari apa yang disebut para ahli sebagai 'dedikasi', atau yang kita sebut 'perbudakan korporat'. Mari kita cek tanda-tandanya.
1. Suara Notifikasi Email di Hari Minggu Memicu Serangan Panik Ringan
Dulu, hari Minggu adalah hari suci untuk bermalas-malasan. Sekarang, denting notifikasi email di hari Minggu bisa membuat jantungmu berdebar lebih kencang daripada saat bertemu gebetan. Kamu secara refleks langsung berpikir, 'Revisi apa lagi ini, Ya Tuhan?'
2. 'Work-Life Balance' Adalah Mitos Belaka
Kamu menertawakan dengan getir setiap kali ada influencer yang membahas 'work-life balance'. Bagimu, hidup dan pekerjaan sudah menyatu menjadi monster mengerikan yang disebut 'work-life blend'. Batasannya setipis tisu dibagi dua.
3. Kamu Punya Koleksi 'Baju Zoom'
Lemarimu terbagi menjadi dua bagian: baju layak pakai untuk ke kantor atau bertemu klien via Zoom, dan baju dekil untuk sisa hidupmu. Kamu bisa presentasi dengan kemeja rapi, padahal di bawah meja kamu cuma pakai celana kolor.
4. Self-Care Versi Kamu Adalah Kemewahan yang Murah
Lupakan liburan ke Eropa. 'Me time' atau 'self-care' versimu adalah hal-hal kecil yang bisa diraih. Misalnya, berhasil menyeduh kopi tanpa tumpah, atau punya stok penyelamat saat hal itu tak terhindarkan. Menyimpan Tisu flower 300 Sheet di meja adalah bentuk kemewahan paling realistis; murah, berguna, dan siap sedia untuk segala jenis drama, dari tumpahan kopi hingga air mata karena revisi ke-17.
5. Punggungmu Lebih Sering Mengeluh Daripada Kamu
Di usia yang relatif muda, kamu sudah akrab dengan suara 'krek' setiap kali mencoba berdiri setelah duduk terlalu lama. Pegal linu bukan lagi keluhan orang tua, tapi sudah menjadi soundtrack harianmu. Selamat, kamu sudah resmi menjadi aset perusahaan yang mulai membutuhkan maintenance.