5 Tanda Kamu Sudah di Ambang Krisis Paruh Baya (Versi Kelas Pekerja)
Krisis paruh baya sering digambarkan dengan pria kaya membeli mobil sport merah. Bagi kita, kelas pekerja, krisisnya tidak semewah itu. Krisis kita lebih merakyat, lebih getir, dan seringkali terjadi di antara tumpukan cucian dan tagihan. Berikut 5 tandanya.
1. Mulai Mendengarkan Lagu-lagu Zaman SMA
Playlist-mu tiba-tiba penuh dengan Dewa 19, Sheila on 7, atau Padi. Kamu mencari kenyamanan dalam nostalgia karena masa kini terlalu penuh dengan kecemasan akan cicilan dan masa depan anak. Setiap lirik terasa begitu relevan dengan jiwamu yang lelah.
2. Sakit Punggung dan Nyeri Sendi Jadi Topik Harian
Percakapan dengan teman sebaya tidak lagi tentang gebetan, tapi tentang koyo mana yang paling panas atau tukang urut mana yang paling direkomendasikan. Tubuhmu mulai mengirimkan tagihan atas semua kerja keras dan kurang tidur selama bertahun-tahun.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!K3. Tiba-tiba Punya Hobi Mahal (yang Cuma Tahan Sebulan)
Kamu membeli sepeda mahal, alat pancing canggih, atau kamera mirrorless dengan sisa bonus tahunan, dengan keyakinan ini akan mengubah hidupmu. Sebulan kemudian, barang-barang itu hanya menjadi pengumpul debu di sudut ruangan.
4. Lebih Emosional Melihat Kebahagiaan Orang Lain
Bukan iri, tapi lebih ke 'kok dia bisa ya?'. Kamu jadi lebih sering terharu melihat video kelulusan orang atau momen-momen kecil yang membahagiakan. Kadang, kamu melampiaskannya dengan membelikan 'hadiah kecil' untuk orang terdekat, misalnya keponakan atau anakmu. Memilihkan Ransel Anak Lucu dan melihat wajah bahagianya bisa jadi 'terapi' singkat untuk hatimu yang gundah. Ini 'solusi tak terduga' untuk merasakan sedikit kebahagiaan, dengan membahagiakan orang lain. Kalau butuh ide 'terapi', cek di Shopee.
5. Mulai Mempertanyakan Semua Keputusan Hidup di Bawah Shower
Kamar mandi menjadi ruang refleksimu. Di sanalah kamu bertanya, "Apakah ini pekerjaan yang benar?", "Kenapa aku membeli rumah ini?", "Kenapa aku belum juga bisa kaya?", sambil berharap air bisa sekalian membilas semua keraguan itu.
