5 Tanda Kamu Sudah Berdamai dengan Realita Keuanganmu

Di usia 20-an, kita seringkali dipenuhi ambisi dan kecemasan finansial. Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya tagihan, ada fase di mana kita mulai berdamai dengan kenyataan. Inilah tanda-tandanya.
1. Lebih Mementingkan Fungsi daripada Gengsi
Kamu tidak lagi tergiur membeli barang hanya karena logonya. Kamu mulai bertanya, 'Apakah aku benar-benar butuh ini?'. Kamu lebih memilih sepatu nyaman seharga 300 ribu daripada sepatu hypebeast seharga 3 juta yang bikin lecet.
2. Mulai Menghitung 'Cost Per Use'
Sebelum membeli barang, otakmu secara otomatis akan menghitung 'harga per pemakaian'. 'Jaket ini harganya 500 ribu, tapi bakal aku pakai minimal 50 kali. Berarti cuma 10 ribu per pakai. Oke, deal.' Ini adalah matematika tingkat lanjut orang dewasa.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!K3. Menemukan Kebahagiaan dalam Hobi Gratisan
Kamu sadar bahwa untuk bahagia tidak selalu perlu uang. Jalan pagi keliling kompleks, membaca buku di perpustakaan, atau sekadar nonton video lucu di internet sudah cukup untuk mengisi ulang energimu. Healing tidak harus mahal.
4. Menertawakan Impian Lamamu yang Belum Tercapai
Dulu kamu pasang poster mobil sport di dinding. Sekarang, kamu sadar biaya servisnya saja bisa untuk bayar sewa kosan setahun. Kamu mulai bisa menertawakan ironi saat menemukan produk dengan nama megah tapi harga merakyat, seperti Panci kukus stainless BMW kitchen ware (kalau penasaran sama 'BMW' terjangkau ini, cek di Shopee). Kamu sadar, punya panci untuk makan sehat sekarang jauh lebih penting daripada punya mobil mewah untuk pamer.
5. Isi Keranjang Belanja Didominasi Kebutuhan Pokok
Kamu membuka aplikasi e-commerce dan melihat keranjangmu penuh dengan item seperti deterjen, sabun, minyak goreng, dan beras. Keinginan untuk membeli barang-barang lucu sudah dikalahkan oleh kebutuhan untuk bertahan hidup hingga gajian berikutnya.