5 Alasan Mulia di Balik Kemalasan Berolahraga
Sering dicap pemalas karena jarang berolahraga? Jangan berkecil hati. Mungkin di balik kemalasan Anda, tersimpan niat-niat mulia yang tidak dipahami oleh masyarakat umum. Berikut adalah beberapa pembenaran yang bisa Anda gunakan.
1. Menghemat Sumber Daya Air dan Sabun
Dengan tidak berolahraga, Anda tidak banyak berkeringat. Konsekuensinya, frekuensi mandi Anda berkurang. Ini adalah kontribusi nyata Anda dalam menjaga kelestarian air bersih dan menghemat pengeluaran sabun. Anda adalah pahlawan lingkungan dan keuangan.
2. Memberi Kesempatan Orang Lain untuk Sehat
Dengan tidak pergi ke gym atau taman, Anda mengurangi keramaian. Anda memberikan ruang lebih bagi mereka yang benar-benar bersemangat untuk berolahraga. Anda sedang mempraktikkan altruisme, sebuah tindakan memberi tanpa pamrih.
KONTEN VERSI TANPA FILTER
Suka dengan artikel ini? Di channel Telegram kami, pembahasannya lebih liar. Dapatkan curhatan produk, tips-tips getir, dan renungan harian yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Gabung Gratis di Channel SEP!K3. Mendukung Industri Makanan dan Minuman
Kalori yang tidak Anda bakar harus digantikan dengan apa? Tentu saja dengan jajan. Dengan membeli lebih banyak makanan dan minuman, Anda turut menggerakkan roda perekonomian. Anda adalah seorang patriot ekonomi.
4. Menjaga Perabotan Tetap Aman dan Tentram
Olahraga di rumah berisiko mencederai perabotan. Lompat-lompat bisa mengganggu tetangga bawah, angkat beban bisa merusak lantai. Dengan memilih rebahan, Anda menjaga keharmonisan dengan tetangga dan keutuhan properti Anda. Bahkan jika Anda punya alat canggih seperti Treadmill lipat sonix (cek di Shopee) yang bisa disimpan, lebih aman lagi jika tidak dipakai sama sekali, bukan? Anda adalah penjaga kedamaian.
5. Istirahat Adalah Bentuk Self-Care Tertinggi
Di dunia yang menuntut kita untuk terus produktif, memilih untuk beristirahat adalah sebuah tindakan radikal. Anda mendengarkan tubuh Anda yang lelah. Anda memprioritaskan kesehatan mental. Kemalasan Anda adalah bentuk perlawanan terhadap 'hustle culture' yang toxic.